17 Juli, 2007

BEGINIKAH PIMPINAN KITA ???

Dua hari ini aku dihinggapi rasa malas yang nggak ketulungan. Aku juga gak tahu kenapa tiba-tiba acara malas ini datang…mendadak lagi. Kerjaan ku kerjain secukupnya, yang penting beres. Padahal biasanya kerjaan seperti itu ku lakuin cuma dua sampai tiga jam selesai, kalau hari ini bisa 2 hari baru kelar. Hebat benar rasa malas ini mengikatku.

Sudah beberapa resep seperti yang biasa kulakukan juga belum mampu untuk menguranginya. Kebiasaan yang kubaca dari trainer terkenalpun udah kulakukan/. Dengan berteriak atau berkata “ Selamat Pagi” “Tetap Semangat” “ Hari ini Luar Biasa” “Semua Pasti Beres” “Ikuti Kata Hati” dan lain-lain. Cuma sedikit yang “nyanthol” itupun hanya sementara ikut bersamaku. Sekarang malah ilang..maunya nge-Blog aja tuk ngilangin kejenuhan.

Berusaha semampuku untuk memompa semangat juang seperti sebelumnya memang hal yang tidak mudah. Banyak hal yang membuat keadaan seperti ini. Kucoba mencari penyebabnya, ternyata bukan hanya dari dalam diriku sendiri, namun ada hal yang dari luar kemampuanku untuk menghilangkannya. Seperti yang udah ku tulis kemarin. Ternyata faktor pimpinan yang gak beres dan gak adil juga bijaksana (tapi gak bijaksini) sangat banyak mempengaruhi keadaan hari-hari ini. Pemimpin yang baik dan benar seperti yang didapat dari sini menyebutkan bahwa :
Menurut Bupati Karawang Drs. H. Dadang S. Muchtar Sifat-sifat yang harus selalu melekat pada diri seorang pemimpin adalah : Bijaksana, Andal, Berani, Adil, dan Jujur.
Selain itu salah satu ciri Pemimpin yang baik diambil dari sini:
* Berani menghadapi resiko
Kebanyakan orang menghindari resiko. Padahal, kapan pun kita mencoba sesuatu yang baru, kita harus siap menghadapi resiko. Keberanian untuk mengambil resiko adalah bagian dari pertumbuhan yang teramat penting. Para pemimpin menghitung resiko dan keuntungan yang ada di balik resiko. Mereka mengkomunikasikannya pada pengikut mereka dan melangkah pada hari esok yang lebih baik.

Setelah aku tanya kabar dan cerita dengan yang lain, bukan hanya aku saja yang ngalamin seperti ini. Hampir semua teman-teman yang ada di daerah pelosok seperti aku ini mengalaminya. Jauh-jauh dari ”Kota Besar” mengabdi untuk perusahaan di daerah terpencil eh perhatiannya pimpinan disini gak sebanding dengan pengorbanan yang harus diterima. Sebelum ini rasanya gak pernah aku ngalamin seperti ini, bahkan sudah beberapa tempat dan bebeerapa pimpinan hanya ini yang nggak terlalu peduli dengan karyawan.

Semoga hal ini nggak terjadi dengan teman-teman yang lain, gak mengalami keadaan seperti yang kami alami di ”Perbatasan” Indonesia dan Malaysia. Semoga di buka pintu hatinya agar dia juga merasakan bagaimana perjuangan sebagai ujung tombak perusahaan (kata-kata yang sering diucapkan para pengambil keputusan) bahwa tidak hanya pekerjaan yang dijalani hidup ini. Keluarga dan hubungan dengan sesama juga diperlukan.

Hallo pemimpin, anda tidak akan jadi pimpinan jika tidak ada bawahan. Anda tidak akan bisa mencapai target perusahaan jika kami yang anda sebut sebagai Ujung Tombak Perusahaan tidak anda perhatikan. Mohon maaf jika kami hanya melakukan semampu kami, secukupnya dan ”bermain aman”.

Sekali lagi...Mohon Maaf jika ada yang merasa tersinggung dengan tulisan saya. Ini hanyalah isi hati dan kekecewaan yang terpendam. Ungkapan yang sudah kami kemukakan namun tidak anda perhatikan.

0 Komentar: